Kamboja Mengembangkan Pariwisata Halal untuk Memikat Turis Indonesia

Pemerintah Kamboja dan industri pariwisata negara itu sedang mengembangkan pariwisata halal untuk memikat wisatawan dari Asia Tenggara dan Timur Tengah. Kedutaan Besar Indonesia di Kamboja pada hari Kamis, 12 Oktober, mengatakan bahwa sejumlah investor sedang mengembangkan pariwisata halal di negara tersebut.

Kamboja, yang terkenal karena tempat-tempat wisatanya dalam bentuk kuil, adalah rumah bagi desa Champa daerah pemukiman Muslim.

Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Indonesia di Phnom Penh, Avi Dewani Sari Harahap, mengatakan bahwa wisatawan dari Malaysia dan Timur Tengah berkumpul di Kamboja selama perayaan Idul Adha. Ada juga banyak restoran yang mengembangkan pariwisata halal di sini, kata Avi.

Industri pariwisata di Kamboja menyumbang sekitar 30 persen ke GDP Kamboja dan mempekerjakan sekitar 650.000 orang. Menurut laporan Kementerian Pariwisata Kamboja, jumlah wisatawan yang masuk pada tahun 2017 berjumlah 5,6 juta dengan total penerimaan negara sebesar 3,63 miliar dolar AS peningkatan sebesar 12,3 persen dibandingkan dengan tahun 2016. 

Pemerintah Kamboja optimis dapat menarik 7 juta turis asing pada tahun 2020. Jumlah wisatawan outbound Kamboja pada tahun 2017, sementara itu, mencapai 1,75 juta orang, meningkat 22,2 persen dibandingkan tahun 2016.

Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Indonesia di Phnom Penh, Made Santi Ratnasari, mengatakan bahwa hanya sekitar 6.000 orang yang mengunjungi Indonesia. "Sementara jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Kamboja mencapai sekitar 40.000 orang, katanya. 

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Regional I Regional I Kementerian Luar Negeri, Masruroh Budi Suyanto, mengatakan pengembangan pariwisata halal dan menarik wisatawan dari Kamboja akan memerlukan komitmen serius dari semua pemangku kepentingan. Kami memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata halal, katanya.